Surabaya, Nusantaradigital.online – Pemerintah Provinsi Jawa Timur tengah merancang sebuah lompatan strategis dalam pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang relevan dengan masa depan dunia kerja. Melalui gagasan program dan aplikasi Core Path (Competency and Occupation Route to Employment), Pemprov Jatim berupaya menjawab tantangan kesenjangan kompetensi dan kebutuhan industri secara sistemik, adaptif, dan berbasis data.
Program ini merupakan inisiatif dari Staf Ahli Gubernur Jawa Timur Bidang SDM, Budi Raharjo, yang melihat urgensi pentingnya sistem keterpautan antara pelatihan, jabatan, dan kebutuhan dunia usaha. Dalam era yang ditandai oleh percepatan digitalisasi, disrupsi model bisnis, serta perubahan struktural pascapandemi, program Core Path hadir untuk mengarahkan masyarakat—terutama usia produktif—agar memiliki jalur keterampilan yang jelas menuju pekerjaan yang layak.
“Core Path bukan hanya alat bantu digital, tetapi peta jalan kompetensi. Kita ingin masyarakat tahu persis apa yang dibutuhkan industri, dan bagaimana mereka bisa sampai ke sana. Ini bukan sistem pelatihan biasa, ini sistem pembentukan SDM yang strategis dan presisi,” ujar Budi Raharjo.

Merespons Perubahan Dunia Kerja
Perubahan dunia kerja hari ini berlangsung cepat dan menyeluruh. Revolusi industri 4.0, otomatisasi, serta kemajuan teknologi digital telah menggeser pola kerja konvensional. Dampak pandemi belum sepenuhnya usai, dan kini krisis geopolitik serta tekanan global kembali membentuk lanskap baru dalam sistem ekonomi dunia.
Indonesia, dengan jumlah penduduk usia produktif yang besar, menghadapi satu dilema: bonus demografi bisa menjadi peluang emas atau justru beban sosial, tergantung pada bagaimana sistem SDM dibangun. Salah satu tantangan terbesar saat ini adalah mismatch antara lulusan pendidikan dan kebutuhan pasar kerja. Banyak perusahaan kesulitan mencari pekerja terampil, sementara banyak lulusan justru menganggur karena tidak relevan secara keterampilan.
Inilah latar belakang lahirnya Core Path sebagai sistem pemetaan kompetensi berbasis sektor, level jabatan, dan kebutuhan riil industri.
“Kalau kita tahu industri akan buka pabrik dua tahun lagi di suatu kawasan, kita bisa siapkan SDM-nya mulai sekarang. Core Path membuat perencanaan SDM jadi lebih presisi,” jelas Budi.
Strategi Jalur Kompetensi Terstruktur
Core Path dikembangkan sebagai platform digital yang memungkinkan masyarakat memilih pekerjaan atau sektor yang diminati. Dari pilihan itu, sistem akan menampilkan jalur kompetensinya—berisi unit keterampilan, pelatihan yang diperlukan, lembaga penyedia, durasi, hingga estimasi biaya. Pendekatannya berbasis sectoral skills framework, yang dibuat sesuai data pertumbuhan industri dan arah transformasi ekonomi.
Program ini menyasar tiga kelompok utama:
Pencari kerja pemula (first jobber)
Pekerja yang ingin alih profesi (reskilling)
Pekerja yang ingin meningkatkan keterampilan (upskilling)
Kunci keberhasilan Core Path terletak pada kemitraan yang nyata antara pemerintah, dunia usaha, dan lembaga pendidikan vokasi. Kerja sama ini mencakup penyelarasan kurikulum, pelatihan bersama, hingga penyediaan tempat magang yang relevan dengan kebutuhan industri. Selain itu, program ini juga membuka akses menuju sertifikasi keterampilan dan pengakuan lintas sektor maupun lintas negara untuk meningkatkan mobilitas tenaga kerja.
Dunia Kerja Baru, Tantangan Baru
Mengacu pada laporan ILO The Future of Work, beberapa transformasi besar dunia kerja yang tengah berlangsung diantaranya:
Otomatisasi menggantikan pekerjaan repetitif, mendorong kebutuhan reskilling.
Digitalisasi logistik dan e-commerce menciptakan pekerjaan baru berbasis teknologi.
Pertanian modern mendorong peluang kerja di desa jika dibarengi peningkatan kapasitas.
Care economy meningkat karena perubahan demografi, terutama lansia.
Green jobs tumbuh seiring transisi ke energi bersih.
Gig economy berkembang cepat, tetapi menantang dari sisi perlindungan sosial.
Semua tren tersebut membuka peluang sekaligus tantangan. Di sisi lain, Indonesia masih menghadapi disparitas kualitas pelatihan antarwilayah, ketimpangan akses, serta lemahnya integrasi antara pendidikan formal dan dunia kerja.
“Kita masih sering melihat orang melamar kerja ke mana-mana, tapi tidak tahu arahnya. Dengan Core Path, kita bantu tunjukkan rutenya, seperti naik kereta: tahu dari mana, mau ke mana, dan harus lewat jalur mana,” tambah Budi Raharjo.
Solusi Jangka Panjang dan Efisiensi Investasi
Agar dapat berjalan efektif, Core Path perlu menjadi bagian integral dari kebijakan nasional SDM. Integrasi ke dalam RPJMN, strategi vokasi nasional, dan agenda transformasi ekonomi hijau dan digital menjadi kunci. Infrastruktur pelatihan yang unggul dan penggunaan teknologi informasi juga penting untuk membangun sistem pasar kerja yang adaptif dan real-time.
Tak kalah penting, keterlibatan aktif sektor industri perlu didorong melalui insentif konkret. Dengan ketersediaan tenaga kerja terampil, efisiensi investasi akan meningkat, yang dalam jangka panjang mendukung penurunan ICOR (Incremental Capital Output Ratio).
Human Capital sebagai Kunci Masa Depan
Dengan pendekatan yang sistematik, berbasis data, dan proaktif terhadap dinamika zaman, Core Path adalah investasi jangka panjang dalam pembangunan human capital Indonesia. Program ini tidak hanya menyiapkan tenaga kerja yang siap kerja, tetapi juga memperkuat daya saing ekonomi regional dan nasional.
Ditengah dunia yang berubah cepat, strategi pembangunan SDM tidak bisa bersifat reaktif. Core Path menjadi langkah strategis Jawa Timur untuk memastikan bahwa setiap orang memiliki peta jalan menuju pekerjaan yang layak, adaptif, dan berdaya saing.
“Masa depan pekerjaan tidak akan menunggu kita. Karena itu, kita harus siapkan manusianya sekarang, bukan nanti,” pungkas Budi Raharjo. (why)