Surabaya, Nusantaradigital.online — Program Millennial Job Center (MJC) yang dikelola oleh Dinas Tenaga Kerja Provinsi Jawa Timur akan segera berakhir pada akhir tahun 2024. Program ini telah menjadi salah satu upaya strategis pemerintah provinsi dalam meningkatkan keterampilan dan memperluas kesempatan kerja bagi generasi muda Jawa Timur.
Sejak diluncurkan, MJC telah berperan penting dalam menjembatani kebutuhan tenaga kerja antara pencari kerja muda dengan berbagai industri yang membutuhkan tenaga profesional di berbagai sektor. Fokus utama program ini adalah sektor ketenagakerjaan, dimana program ini membantu menciptakan lapangan kerja yang relevan dengan keterampilan yang dimiliki oleh para milenial dan generasi muda lainnya.
Pencapaian Program MJC Jawa Timur
Selama beberapa tahun terakhir, MJC telah berhasil meningkatkan kompetensi tenaga kerja muda melalui berbagai pelatihan dan bimbingan teknis. Disnaker Jawa Timur melaporkan bahwa lebih dari 300 peserta telah mengikuti pelatihan dalam berbagai bidang seperti teknologi informasi, pemasaran digital, manajemen bisnis, hingga keterampilan kreatif seperti desain grafis dan produksi konten.
Kepala Disnaker Provinsi Jawa Timur melalui Kepala Bidang Penempatan Tenaga Kerja Ami Disnakertrans Prov. Jatim, Purwanti Utami menyatakan bahwa program ini tidak hanya memberikan pelatihan keterampilan teknis, tetapi juga mengembangkan kemampuan soft skill seperti komunikasi, kerja tim, dan pemecahan masalah. “Program MJC menjadi salah satu solusi efektif untuk mengurangi pengangguran di kalangan milenial dan menciptakan tenaga kerja yang lebih siap untuk bersaing di era digital,” ungkapnya.
“Konsep ketenagakerjaan ada penempatan formal ada informal, informal ini namanya perluasan kesempatan kerja. Nah, di informal ini ada kekuatan baru tidak hanya berwirausaha saja, ada kekuatan baru dengan berkembangnya jaman, semuanya bergeser ke digital. Kekuatan baru itu adalah anak-anak muda yang memang berprofesi sebagai freelancer, seperti digital marketer dan lain-lain. Celahnya untuk potensi perluasan kesempatan kerja pengurangan pengangguran, tetapi tentu saja kalau di kotak yang ini tidak semua pencaker bisa masuk,”imbuhnya.
Menurutnya MJC sebagai salah satu upaya untuk pengurangan pengangguran, ada beberapa OPD yang terlibat di projek program MJC , tidak hanya naker, ada koperasi dan UMKM, disperindag, dinas pendidikan semuanya tidak jauh dari digital marketing.
“Selain itu kami di akhir tahun kemarin juga dapat amanat dari Pemprov Jatim melakukan pelatihan dan sertifikasi untuk mentor MJC, kenapa mentor? Karena mentor ini juga pelaku freelancernya, mereka butuh pengakuan supaya perusahaan bisa menghire dengan skillnya tersebut. mereka mendapatkan sertifikasi kompetensi gratis 300 mentor, jadi mereka punya daya tawar yang awalnya jadi MJC, kemudian naik level jadi mentor,” jelas Ami.
Harapan dan Kelanjutan Program
Meskipun program MJC akan resmi berakhir di penghujung tahun 2024, Disnaker Provinsi Jawa Timur berharap bahwa dampak positif dari program ini dapat terus berlanjut. Diharapkan dapat menjadi kelanjutan dari MJC dengan fokus pada penyesuaian kebutuhan pasar tenaga kerja yang terus berkembang. “Karena ini kekuatan baru di Jawa Timur saya berharap di RPJMD baru juga masih tetap dipertahankan, apapun nama programnya, namanya MJC atau tidak tapi basisnya adalah freelancer ini, kita akan mengawal freelancer ini sebagai salah satu prioritas utama untuk mengurangi pengangguran, selain penempatan di sektor formal dan kewirausahaan,”lanjutnya.
Ditambahkan Ami, karena ini transisi masih belum ada gubernurnya, tapi pada prinsipnya MJC tetap harus dipertahankan, karena masih butuh pendampingan dan keberlanjutan agar semakin terasah skillnya. “Yang sudah kita didik 4 tahun ini, kalau akhirnya tidak dapat pembinaan lagi, mereka juga masih butuh pendampingan, karena pemerintah tidak bisa memberikan bantuan dalam bentuk uang atau fisik yah, tetapi ya skill ini, sehingga diharapkan dengan pembekalan dan link yang semakin luas mereka lebih survive lagi kedepannya,”pungkasnya. (why)