LDII Jatim Gelar Sosialisasi OPOP, Dorong Kemandirian Ekonomi Pesantren

Biro Ekonomi dan Pemberdayaan Masyarakat (EPM) DPW LDII Jawa Timur menggelar sosialisasi program One Pesantren One Product (OPOP) di Gedung DPD LDII Gresik. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat pemberdayaan dan kemandirian ekonomi pesantren melalui pengembangan produk unggulan.

Sekjen OPOP Jatim, Mohammad Ghofirin, dalam keterangannya pada Selasa (25/2/2025), menyampaikan bahwa program OPOP hadir untuk meningkatkan kesejahteraan serta kemandirian ekonomi pesantren dengan fokus pada peningkatan kualitas produk, pemasaran, dan permodalan.

 

“OPOP merupakan salah satu program prioritas Gubernur Khofifah Indar Parawansa dan Wakil Gubernur Emil Elestianto Dardak sejak 2019-2024,” ujar Gus Ghofirin.

 

Ia menjelaskan bahwa sejak program ini diluncurkan, sebanyak 1.210 pesantren telah bergabung dengan OPOP. Pada tahun 2025, pihaknya akan membuka 200 kuota tambahan bagi pesantren yang ingin berpartisipasi.

 

Dalam pengembangannya, OPOP mengusung ekosistem tiga pilar, yaitu Pesantrenpreneur, Santripreneur, dan Sosiopreneur. Program ini tidak hanya berfokus pada pesantren, tetapi juga berkontribusi dalam mengurangi angka pengangguran dan meningkatkan pendapatan daerah.

 

“Dengan pemberdayaan ekonomi pesantren, masyarakat sekitar juga ikut berdaya. Jika pesantren memiliki kemandirian ekonomi, maka otomatis akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan dan pendapatan daerah,” jelasnya.

 

Ketua Biro EPM DPW LDII Jawa Timur, Dadang Zahrawanugraha, menambahkan bahwa OPOP juga bertujuan membangun citra positif pesantren. Pesantren tidak hanya sebagai pusat pendidikan agama, tetapi juga pusat pengembangan ekonomi kreatif.

 

“Melalui OPOP, para santri mendapatkan pelatihan kewirausahaan, mulai dari produksi, pemasaran, hingga manajemen bisnis. Ini bertujuan agar santri dan masyarakat sekitar dapat mandiri secara finansial,” ujar Dadang.

 

Saat ini, dari 63 pesantren yang berada di bawah naungan LDII, baru 10 yang tergabung dalam program OPOP. “Kami akan terus mendorong 53 pesantren lainnya untuk bergabung agar manfaatnya semakin luas,” pungkasnya. (why)

By why hum

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Verified by MonsterInsights