Kalaksa BPBD Jatim, Gatot Soebroto
Sidoarjo, nusantaradigital.online- Kalaksa BPBD Jawa Timur (Jatim), Gatot Soebroto menyampaikan bahwa di tahun 2024 program pencegahan, penanganan, serta rehabilitasi bencana menjadi fokus BPBD Jatim dalam melaksanakan program satu tahun kedepan.
Menurutnya, ada beberapa kegiatan terkait dengan membangun sinergi dan partisipasi masyarakat, akademisi, dunia usaha di dalam penanganan bencana karena selama ini lanjutnya terkait kebencanaan ini kurang mendapat minat dari masyarakat. “Pada saat terjadi bencana itu orang senang, tetapi pada saat pencegahan dan rehabilitasinya jarang ada kolaborasi yang baik,” tegasnya.
“Sehingga kedepan yang menjadi evaluasi dari dalam agar penanganan bencana mulai dari persiapan antisipasi bencana, saat terjadi bencana serta rehabilitasi bencana bisa berkolaborasi dengan baik, dan bersinergi dengan baik, semua bisa terlibat dengan baik itu yang perlu kita tekankan di dalam evaluasi di tahun 2024 ini,”imbuhnya.
Evaluasi tersebut melibatkan berbagai aspek, kata Gatot termasuk, pelaksanaan program edukasi dan pelatihan bagi masyarakat, serta koordinasi antarstakeholder.
“Sudah bagus di tahun 2023, tetapi lebih bagus lagi jika kita bisa bicara dari awal kesiapsiagaan hingga di akhir rehab dan rekon sehingga bisa tuntas,”jelasnya.
Ada dua poin yang menjadi fokus utama BPBD Jatim yaitu Program Edukasi Masyarakat: Program edukasi terbukti berhasil dalam meningkatkan kesadaran masyarakat akan langkah-langkah mitigasi bencana. Namun, evaluasi menyoroti perlunya pendekatan yang lebih inklusif dan berkelanjutan agar pesan-pesan keselamatan lebih meresap di semua lapisan masyarakat.
Yang kedua Koordinasi Antarstakeholder yaitu ada peningkatan kolaborasi antara lembaga pemerintah, swasta, dan relawan dalam upaya penanggulangan bencana. Menurut Gatot perlunya peningkatan sinergi dan komunikasi yang lebih efektif antarpihak terkait.
Sedangkan dari sisi legalitas perlunya ada penguatan dan kesamaan terkait dengan tupoksi sehingga tidak ada yang merasa lebih dominan dari yang lain ataupun berperan dalam hal kebencanaan. Karena pada prinsipnya kebencanaan itu adalah tugas dari semua pihak bukan hanya BPBD tetapi melibatkan multi stakeholder.
Selain itu, dalam Rakornas PB BNPB di Jakarta kemarin sudah disampaikan oleh presiden dari 8 poin arahannya ada satu point penting yaitu menyiapkan kesiapsiagaan dari semua pihak karena jika sudah siap siaga, sudah memitigasi dengan baik, sudah melihat potensi ancaman bencana dengan baik dan menyiapkan mitigasinya, maka jika terjadi bencana dan ada korban jiwa maupun korban material bisa terkurangi.
“Senyampang dengan itu dari teman-teman komisi E, alhamdulillah selama ini mensupport bahkan mereka juga menekankan untuk kegiatan pencegahan itu lebih diutamakan jangan sampai penanganan itu terjadi pada saat bencana saja, sedangkan di pencegahannya kurang bagus, di rehab rekonnya kurang bagus, tetapi komitmen dari teman-teman DPRD baik itu seluruh dapil menekankan kesiapsiagaan agar ditingkatkan dan itu yang menjadi fokus kita di tahun 2024,”tandasnya.
Karena keterlibatan dari semua pihak, tambah Gatot dalam hal menyiapkan masyarakat di sekitarnya seperti halnya dunia usaha pasti punya karyawan itu lebih baik disiapkan terhadap potensi ancaman yang ada di wilayahnya, karena ancaman-ancaman itu sudah pasti nyata dan jelas keberadaannya tinggal bagaimana kesiapan menghadapi ancaman tersebut.
Kalaksa BPBD Jawa Timur menegaskan komitmen pihaknya untuk terus meningkatkan efektivitas program penanggulangan bencana dengan memperhatikan hasil evaluasi ini. Langkah-langkah strategis akan segera diimplementasikan guna mengatasi tantangan yang teridentifikasi dan memperkuat kesiapsiagaan masyarakat menghadapi potensi bencana di masa depan.
Diharapkan sebagai panduan untuk meningkatkan kapasitas dan respon terhadap bencana yang semakin kompleks dan beragam di wilayah Jawa Timur agar masyarakat menggunakan aplikasi Inarisk.
“Kami mohon untuk masyarakat selalu mencari informasi dan mendengarkan info dari OPD-OPD yang menangani baik itu BPBD , BMKG, ataupun instansi terkait yang punya kewenangan dalam hal penanganan bencana serta yang tidak kalah pentingnya gunakan aplikasi inarisk,” pesan Gatot.
“Inarisk adalah aplikasi kebencanaan yang semua datanya bisa digunakan untuk mengetahui Anda berada dimana potensi apa yang ada di depan dan apa mitigasi yang bisa dilakukan dengan ancaman yang ada tersebut , semua informasi tersebut ada di inarisk, gunakan inarisk,” pungkasnya.