BPBD Jatim Lakukan Survei Pemetaan Gerakan Tanah di Blitar dan Madiun

Blitar, Nusantaradigital.online – Tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur kembali melakukan survei pemetaan potensi gerakan tanah menggunakan pengukuran mikrotremor di 14 titik lokasi serta pemetaan foto udara.

Kali ini, survei difokuskan di kawasan SMKN 1 Doko Kampus 2, Dusun Nyawangan, Desa Resapombo, Kecamatan Doko, Kabupaten Blitar. Kegiatan ini dilakukan atas permintaan BPBD setempat menyusul adanya potensi gerakan tanah pasca-kejadian longsor yang terjadi di area sekolah tersebut pada 22 Januari 2025.

 

Metode survei mikrotremor yang digunakan merupakan teknik untuk mengukur dan menganalisis nilai kerentanan tanah dengan bantuan seismograf. Selain di Blitar, survei pemetaan gerakan tanah juga dilaksanakan di Kabupaten Madiun, tepatnya di Dusun Pucang Sawit, Desa Padas, Kecamatan Dagangan pada 26-28 Februari 2025.

 

Kegiatan yang dipimpin oleh Plt. Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan (PK) BPBD Jatim, Dadang Iqwandy, ini dilakukan sebagai respons terhadap laporan BPBD setempat mengenai adanya pergerakan lempeng tanah di lokasi kejadian. Fenomena ini mengakibatkan keretakan tanah seluas 100 meter dengan lebar antara 10-40 cm.

 

Di Kabupaten Madiun, Tim BPBD Jatim melakukan survei mikrotremor di sejumlah titik yang dilengkapi dengan dokumentasi foto udara. Selain itu, dilakukan pula susur sungai guna mengidentifikasi potensi banjir bandang akibat adanya bendung alam di aliran sungai setempat.

 

“Kami juga melakukan susur sungai untuk mengetahui potensi banjir bandang yang disebabkan adanya bendung alam di aliran sungai tersebut,” ujar Dadang Iqwandy dalam keterangan tertulisnya, Rabu (12/3/2025).

 

Dalam dua bulan terakhir, BPBD Jatim telah menggencarkan survei pemetaan gerakan tanah di berbagai daerah. Pada awal tahun 2025, tim telah melakukan pemetaan di enam lokasi dengan potensi gerakan tanah tinggi, yaitu:

  • SMKN 1 Doko, Kabupaten Blitar,

  • Desa Padas, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun,

  • Desa Plaosan, Kecamatan Krucil, Kabupaten Probolinggo,

  • Desa Tumpakrejo, Kecamatan Kalipare, Kabupaten Malang,

  • Desa Sambirejo, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang,

  • Dusun Sempu, Desa Cowek, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan.

“Masih ada dua lokasi lagi yang berpotensi mengalami gerakan tanah dan belum kami survei,” tambah Dadang.

 

Sementara itu, berdasarkan data Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) BPBD Jatim, potensi gerakan tanah di Jawa Timur pada tahun 2024 mencapai 12 titik. Jumlah kejadian ini diperkirakan akan meningkat mengingat semakin maraknya potensi pergerakan tanah yang terdeteksi di awal tahun ini. (why)

By why hum

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Verified by MonsterInsights