Bawean, Nusantaradigital.online- Dampak gempa bumi yang mengguncang Bawean, Jawa Timur, masih terasa berat bagi warga setempat. Jumlah pengungsi terus bertambah seiring dengan berlanjutnya evakuasi dan bantuan darurat yang diperlukan. BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Jawa Timur mengirimkan bantuan tambahan dalam bentuk ribuan terpal serta mengerahkan relawan psikososial untuk memberikan dukungan emosional bagi korban.
Bencana gempa bumi yang terjadi beberapa hari lalu telah memaksa ribuan warga Bawean untuk meninggalkan rumah mereka dan mengungsi ke tempat-tempat yang lebih aman. Dalam upaya penanganan darurat, BPBD Jawa Timur telah mengirimkan bantuan berupa ribuan terpal untuk membantu mengatasi kebutuhan tempat berteduh bagi para pengungsi yang semakin bertambah jumlahnya.
Selain bantuan material, BPBD juga telah menyiapkan tim relawan psikososial untuk memberikan pendampingan dan dukungan psikologis bagi korban gempa. Relawan ini akan memberikan perhatian khusus kepada mereka yang mengalami trauma dan stres pasca-gempa, membantu mereka untuk mengatasi rasa cemas dan ketakutan yang mungkin muncul.
Apel pemberangkatan bantuan dan Tim relawan ini diawali di Kantor BPBD Jatim dan dilanjut di atas KRI Teluk Banten-516, Dermaga Mirah Tanjung Perak, Surabaya, Jumat (29/3/2024).
Sedikitnya, 3500 pcs terpal, 40 unit tenda keluarga dan 100 dus air mineral telah diberangkatkan merespon kebutuhan pengungsi yang terus bertambah.
Berdasar data Pusdalops BPBD Jatim hingga Jumat (29/3), pukul 12.00 WIB, jumlah keseluruhan pengungsi yang ada di Pulau Bawean telah bertambah menjadi 34.149 jiwa dari jumlah sebelumnya yang sebanyak 34.049 jiwa.

Jumlah itu meliputi, pengungsi anak-anak sebanyak 10.485 jiwa, pengungsi dewasa 18.599 jiwa dan kelompok lansia sebanyak 5.065 jiwa.
Sementara, sampai dengan waktu yang sama, gempa susulan yang terjadi hingga hari ke-8 ini, telah mencapai sebanyak 366 kali.
“Sepanjang kami tinggal di Bawean, baru kali ini, kami diguncang gempa bumi seperti ini. Tentu saja, semua panik dan khawatir. Apalagi sampai saat ini juga masih terjadi gempa susulan. Karena itu, warga lebih memilih tidur di luar rumah,” ujar Nurul Yaqin, warga Dusun Keramat Baru, Desa Gelam, Kec. Tambak, Pulau Bawean.

Kalaksa BPBD Jatim Gatot Soebroto mengungkapkan, selain Tim psikososial yang berasal dari berbagai relawan, BPBD Jatim juga menerjunkan Tim Rehabilitasi dan Rekonstruksi yang akan melakukan assessment terhadap jumlah kerusakan fasilitas umum di Pulau Bawean.
Berdasar update data Pusdalops BPBD Jatim, total dampak kerusakan akibat gempa yang tersebar di tujuh daerah adalah, rumah rusak ringan sebanyak 3.940 unit, rumah rusak sedang 1.618 unit, rumah rusak berat 943 unit, tempat ibadah rusak 200 Unit, Sekolah rusak 104 unit, rumah sakit 6 unit, ponpes 8 unit, gedung kantor rusak 29 unit, kandang ternak 1 unit dan sepeda motor 3 unit. (why)