Penulis : Hari Kasmudji – Wakil Pemimpin
Redaksi
Surabaya, Nusantara.digital.online Mengeluarkan uang dalam jumlah besar Pemilihan Kepala Daerah sebagai konsekuensi logis jalan demokrasi yang kita pilih. Namun ironis kalau hasil dari pemilihan nanti terpilih tokoh yang tidak pas dengan rakyat kepentingan masyarakat pasti jadi korban
Kalau ini benar ada dua kepentingan yang bertabrakan, calon gubernur yang berorientasi menggapai kekuasaan, bertolak belakang dengan keinginan rakyat tentang perubahan dan kesejahteraan, perbedaan tersebut bisa berproses efektif bila yang jadi gubernur terpilih gubernur yang profesional, punya integritas komitmen, jujur, visioner. Gubernur bukan sekedar kekuasaan tapi amanah. serta menempatkan diri, memahami serta mengimplementasikan keinginan akar rumput tertuang sebagai kebijakan prioritas.
Dalam pemahaman kita pimpinan dan kelas dapat berganti tapi kepentingan masyarakat dan sejarah harus bersambung.
Melihat besarnnya anggaran yang akan dikeluarkan oleh KPU (Komisi Pemilihan Umum), belum dana dari pihak lain yang punya kepentingan atas kemenangan calon gubernur biasanya uang itu sulit dideteksi sumber dan peredaranya. Bila saja anggaran itu digunakan untuk kepentingan masyarakat di bidang Pendidikan, Pertanian, Kesehatan dan lain-lain pasti luar biasa kegunaanya.
Harapan masyarakat, permintaan mereka cukup sederhana yakni barang murah pendidikan terjangkau dan kehidupan aman
Bagi kalangan pedagang kecil terciptanya iklim usaha yang sehat dan bantuan pemerintah untuk mengembangkan usahanya, Begitu juga dari kalangan patani kecil juga mendapat perhatihan yang sama.
Ciri khas pejabat lima tahunan ini, lebih memilih membantu korban banjir dan tettayangkan di TV supaya terkenal dari pada membuat program reboisasi hutan gundul gundul lama tidak terlihat hasilnya
Menurut mereka menjadi figure baik hati àdalah pejabat yang bisa membuat proyek kemiskinan, dari pada mengentas kemiskinan. Pilgub sebagai kegiatan politik praktis dan mahal tidal etis kalau hanya sekedar melibatkan masyarakat dalam aksi dukung, dipidatoi dengan janji kosong sehinggah menjadi tontonan yang tidak lucu dan tragis endingnya politikus yang menjadi pemenang
Setiap pemilihan tampang calon terasa hambar walau tidak memuakkan karena dikemas ďengan baik
Setelah refomasi bergulir, ruang politik sebagian besar sudah dikuasai politikus sipil. Pendapat masysrakat pun sudah mulai kritis dan obyektif, yang menjadi masalah bukan dari mana figure itu berasal, terpenting penguasa dan kebijakanya dapat membawah perubahan kesejahteraan rakyat .